|
|
status:
semi-hiatus
mood: netral
reading: new ESQ way 165
listening: so simple
watching: curious george |
|
|
.::taggie::. |
|
|
.::HitCo
|
|
|
.::clickie::. |
Rewind
|
|
...::::||::::...
Simple
is nice.
So keep everything simple.
|
|
|
Saya teringat akan sebuah cerita kalau enggak salah dari buku Durratun Nashihin yang pernah saya baca waktu SD dan pernah saya komikkan karena pertama kali membacanya, anak SD itu menangis dengan polosnya. Secara singkatnya, beginilah kira-kira ceritanya... Alkisah, Nabi Sulaiman (NS) yang dianugerahi kekuasaan yang amat luas oleh Allah swt., melihat seekor semut dan ia yang bisa berbicara dengan binatang, menanyakan sesuatu pada semut kecil (SK) yang sedang sibuk bekerja menarik makanan. NS : "Wahai semut berapalah rezekimu selama setahun?" SK : "Sebutir biji gandum." NS : "Kalau begitu aku akan menanggung rezekimu selama setahun ini," Maka dimasukkanlah ke dalam sebuah botol, semut itu dan biji gandum yang diberikan kepadanya.
Setelah setahun, ketika Nabi Sulaiman datang melihat keadaan si semut. Ia heran karena biji gandum itu hanya habis separoh, separohnya lagi masih nyisa. NS : "Lho, kenapa disisain?" SK : "Maaf ya tuan, sebenarnya saya sih habis makan sebutir ini. Karena biasanya saya percaya Allah akan memberi saya kecukupan rezeki saya setiap harinya, tapi kali ini rezeki saya dalam tanggungan tuan. Soalnya saya takut tuan melupakan saya sehingga saya hemat memakannya, supaya kalau tuan benar-benar melupakan saya saya masih punya separoh lagi untuk setaon ke depan..." Nabi Sulaiman sadar seketika, ia mendapat pelajaran tawakkal dari si semut kecil. Bahwa Allah telah menjamin rezeki setiap makhlukNya tanpa terkecuali. Nabi Sulaiman pun langsung bersujud memohon ampun kepada Allah swt.
Sekian. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ketika Allah memberi kita cobaan, yang tak terpikirkan maupun terpikirkan, dan ketika iman maupun ketaatan kita sesaat tergoyah karenanya, dan ketika akal banyak mempertanyakan kebenaran, akankah kita berbalik menentangNya? Allah hendak melihat siapa yang seumpama berlian asli tidak kan terbakar karena api-api dan kemilaunya tetap teruji sampai kapanpun (Ya Allah, tetapkanlah hati ini untuk senantiasa berseri kemilau-taat kepadaMu, karena Engkaulah tujuan...) Maha agung Ia Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
"Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain. Karenanya hatiku tenang. Aku tahu amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain. Maka aku sibukkan diriku untuk beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku. Karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat Aku tahu kematian menantiku. Maka kupersiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku."
"Nafkah? Sombong sekali jika kamu mengelak menikahiku hanya karena belum dapat menafkahiku. Seandainya kamu udah kerja, memangnya kamu dapat menjamin nafkahku sehari setelah kita menikah? Lagipula, siapa kamu yang bertanggung jawab atas rezekiku?"
Kutipan kata bijak seorang ulama, Hasan alBasri, dan kutipan perkataan yang saya baca dari buku "Nikah Dini...Kereeen!"-nya Haikal Siregar, seharusnya membuat kita semakin percaya diri dalam menempuh hidup ke depan. Selama kita yakin bahwa kita tidak salah kata kunci: Mencintai dan Membenci karena Allah, dalam artian taat aturanNya dan tak melanggar laranganNya, tiada yang perlu dikhawatirkan. PD karena PA, Percaya diri karena Percaya Allah.
"Cukuplah Allah bagiku, tiada tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung." (QS9:129)
".....karna surga itu mahal*@ tetep keukeuh, tetep setia, tetep istiqamah, 4JJI engga akan ingkar janji... :)" Nb:that's to me, water...
Posted
by me
Saturday, December 17, 2005
|
|
|
0 Comments:
Post a Comment
<< home