Ketika setiap jiwa akan ditanyakan apa-apa yang telah dikerjakannya...
b i s m i l l a h i r r a h m a n i r r a h i m
Assalamualaikum.... 
|| Logchalk: Airin. 30 juni 1984. komunikasi usu. 
bandaaceh-medan. indonesia.
islam. lyfenote diary. memoarea
status: semi-hiatus
mood: netral
reading: new ESQ way 165
listening: so simple
watching: curious george
 
 
.::taggie::.
 
nama
web url
message
:) :( :D :p :(( :)) :x
 
  .::HitCoHit Counter
 

.::clickie::.

Rewind


...::::||::::...

Simple is nice.
So keep everything simple.


WEB MEMOAREA

Kadang2 jalan membentang panjang di depan kita. Dan kita pikir jalanannya panjang sekali, takkan ada yang sanggup, begitu kita pikir.
Dan habis itu kita mulai terburu-buru, makin lama kita semakin terburu-buru. Dan setiap kita menoleh, kita melihat bahwa jalanan yang belum dikerjai tetap saja panjang. Dan kita semakin kalang kabut, kita mulai ketakutan, akhirnya kita kehabisan nafas, dan tidak sanggup meneruskan pekerjaan. Dan jalanan tetap saja membentang.
airinyh
Kita jangan memikirkan seluruh jalanan sekaligus. Pikirkan langkah berikut saja, tarikan nafas berikut, ayunan sapu berikut. Lalu yang berikutnya lagi.
Dengan cara begitu, PEKERJAAN KITA AKAN MENYENANGKAN. Itu penting, sebab kita jadi bekerja dengan baik. Dan begitulah seharusnya.

Tiba-tiba kita sadar bahwa seluruh jalanan sudah selesai dikerjakan, selangkah demi selangkah. Kita sendiri tidak ingat bagaimana caranya, dan kita juga tidak kehabisan nafas.
Itu penting.

Pagi ini saya bangun setelah merasa bahwa mata ini sudah bisa mengajak bercanda. Saya mandi dengan penuh harapan cairan-cairan h2o yang mengguyur di tubuh saya akan memberikan kesegaran yang menjanjikan. Saya mengenakan baju dengan hanya sekali menenglengkan leher dengan mata yang berputar tanpa memikirkan bahwa saya hampir memakainya untuk banyak sekali kesempatan hanya karena masalah rasa.

Pagi ini benar-benar adem. Saya benar-benar melambatkan diri buat sampai ke kampus. Terlebih kondisi angkot yang sepoi-sepoi dan jalanan yang mayan macet, ribet dan berbelok-belok untuk menuju ke kampus. Enggak perlu manyun atau sundek. Lyfe is an art. Terburu-buru itu mempengaruhi psikologis. Pertama pikiran saya lagi stag karena saya merasa ada sebuah keterpaksaan yang terjadi. Jadi saya mencoba unsur win win solution. Saya pergi dengan telat. Hingga akhirnya sama saja. Saya memutuskan untuk tidak masuk padahal tidak mengapa.

Saya duduk di sebuah tempat duduk.
Kelihatannya saya benar-benar mencoba menikmati pelambatan pikiran yang saya lakukan dengan sumringah berjuta kesadaran.

Saya memikirkan tentang hari-hari yang melelahkan. Ketika yang harus saya lakukan semakin menumpuk di kedua belah tangan saya. Padahal kecil-kecil tapi rame. Dan semua menjadi semakin tertumpuk karena tidak ada yang dikerjakan. Masalah fokus. Masalah prioritas. Dan benar-benar menjadi masalah karena dipikirkan saja tanpa ada starting step. Hie.. *kelakuan..*

Remember Airin, waktu yang tersedia lebih sedikit dari kewajiban yang ada.

Beppo Roadsweeper explains his philosophy of road sweeping to Momo: "You must never think of the whole street at once, understand? You must only concentrate on the next step, the next breath, the next stroke of the broom, and the next, and the next. Nothing else." Simple, right? Deceptively so, for how many times a day do we lose sight of the moment and are overwhelmed by the immense whole? (dari buku roman dongeng MOMO yang sedang saya baca)

Baiklah, mungkin saya akan mencoba mengingat atau mengurai sesuatu? Tenang saja saya tidak akan menjelaskan panjang lebar di sini, walaupun saya anggap dunia ini gak luas-luas berat.

Begini saja, saya beritahukan sedikit, sehabis saya membaca sebuah buku dengan kesungguhan hati (ini artinya saya telah mengalami masa dimana sulit untuk mendapatkan pencerahan dari apa yang saya baca dan saya lakukan, bukan futur hanya sedikit positif lateral), saya menyimpulkan sesuatu yang luar biasa (biarin saja, saya lagi mau menetapkan sesuatu yang luar biasa atas my staglyfe).

Tunggu biar saya tulis dulu, saya tidak tahu ini akan menjadi sangat panjang dan bertele-tele atau menjadi sebaliknya, sangat bertele-tele dan panjang, eh maksudnya menjadi sangat singkat blas.

Jangan buang-buang waktu. Karena kita akan menemukan Kesadaran akan waktu.

Ketika saya mulai menanyakan banyak arti dan ketika saya berpikir saya sedang dalam infus filosof yang kusut, dimana semua pertanyaan-pertanyaan aneh yang tidak pernah muncul dalam ujian negara manapun mulai memenuhi nyaris seluruh irama sel abu-abu saya....

Mungkin pertanyaan pokoknya seperti kaidah dasar jurnalistik 5W1H, apa siapa mengapa dimana kapan bagaimana ??
Tapi lebih nyastra dengan... Siapa saya? Mengapa saya ada di sini? Apakah saya diperlukan disini? Ada perlu apa saya di sini? Apa manfaatnya saya begini? Apa yang sebenarnya terjadi? Untuk apa semua ini? Kenapa mesti begini? Bagaimana mungkin ini bisa menjadi seperti ini? Saya lagi ngapain kok nanya-nanya mulu dari tadi?

Ya pertanyaan seperti itu yang banyak contoh bahkan tidak bisa ditulis dengan gamblang. Dan tidak usah dijawab.

Hingga akhirnya yang sebenarnya harus saya lakukan, (tidak harus sih hanya sebuah pilihan) adalah menyadari bahwa selama ini kenapa kita harus terlalu SIBUK atau SOK SIBUK dengan hal-hal aneh yang tidak kita mengerti tentang dunia fana ini.

Dan yang disebut SIBUK sinkron dengan apa yang kita namakan dengan WAKTU. Dan waktu itu bukanlah apa-apa selain apa yang menjadikan kita bagai makhluk dengan kebanyakan nelan bahan pengawet.

Waktu dengan ukuran yang diciptakan oleh dunia. Dimana ada kemestikalian yang selalu saya pertentangkan. Dimana semua rutinitas besar terjadi, da same thing over and over again, there’s nothing on but reruns.

Setiap orang memiliki waktu yang hidup dalam dirinya sendiri. Yang tidak memiliki ukuran-ukuran konvensional dan pertimbangan-pertimbangan logis. Waktu itu sangat banyak. Sebanyak yang kita pikirkan itu cukup.

Jadi mengapa harus terburu-buru. Tidak ada yang menyenangkan dari keterpaksaan (walau kadang itu bisa jadi sebagai catatan awal). Dari lingkaran formalitas waktu yang diseragamkan. Dan dari patokan-patokan waktu untuk sesuatu yang menyinggung Dewa Tyme Is Money, jeh...
Yang kita perlukan dari semua yang benar-benar kita butuhkan hanyalah SECUKUPNYA. Selebihnya, buat apa.

Sekadar makan, berlindung, refreshing. Sekedar menolong orang lain dan berbagi... esensi pengabdian pada Ilahi.

Saya hanya perlu melambatkan pikiran dan think twice untuk semua kelakuan yang sebelumnya hanya berupa tanggapan. Saya hanya perlu menyadari bahwa banyak hal yang sia-sia yang telah saya lakukan.

Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan yang nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

OKAY !
Setelah duduk sebentar di bangku selasar yang berulangkali harus terganggu kenyamanan merenungnya karena itu saatnya tukang bersih-bersih beraksi dengan sapu dan pelnya menyodok-nyodok setiap jengkal lantai, saya pun memutuskan untuk pergi. Pertama ke perpus, kedua ke tempat penyewaan buku, ketiga ke toko buku (benar2 lagi pengen ngutuin buku!) baru kemudian pulang setelah memakan waktu hingga zuhur. Padahal di rumah sedang ada setumpuk buku yang menunggu giliran buat disentuh. Jadinya antrian itu memanjang...

Saya juga membeli beberapa majalah baru maupun maco punya (majalah coyak alias bekas), dari berbagai referensi untuk referensi. Kadang seseorang bisa dilihat dari apa yang dibacanya, tapi terkadang juga kita perlu mengacak buku yang kita baca tanpa memilihnya untuk menemukan hal-hal yang mungkin sama sekali tidak kita pikirkan.
Kita tidak tahu inspirasi itu datang dari mana. Kita tidak akan tahu yang baik tanpa yang tidak baik.
Hanya saja satu hal yang katanya pepatah Jepang yang bilang, jika kamu percaya semua yang kamu baca, sebaiknya kamu tidak usah membaca. It’s meaning bahwa kita boleh saja membaca apa pun selama kita tetap kritis dan hati-hati bila sadar begitu banyak manipulasi diwacanakan (lain kali saya kepingin menulis tentang Hiperrealitas Media-nya letter Jendela).

Sekarang saya lagi membolakbalik sebuah buku yang sebenarnya sudah lama sekali tapi mulai dilirik-lirik lagi karena lagi about blank, THE WIZARD OF IDEAS, pemberian seseorang yang walaupun sekarang sudah tiada namun tetap terkenang kebaikannya yang begitu berharga saat mengajarkan saya banyak petua hidup, mengingatkan saya betapa pentingnya kita saling berbagi ilmu dan menebar kebaikan selama waktu masih diberi. Hanya Allah yang dapat membalasnya. Thx to Mr. Alkaff.

Buku BERMAIN-MAIN DENGAN INTERNET. Ngakunya sih bukan buku hacker, walaupun bisa banget ngajarin semua orang buat jadi cracker. Yah, namanya ilmu, tergantung pribadi pemanfaatnya, semua bisa terjadi. Setidaknya satu poin yang ditekankan di situ, bahwa dunia cyber tidak seramah yang dikira. Mungkin tanpa disadari, ada permainan tidak adil oleh beberapa ‘monster internet’. Yah... tidak aneh. Dunia ini pun begitu, kadang kita perlu keluar dari zona kenyamanan kita untuk melihat apa yang seharusnya kita perlu kenali lebih dekat. Terlalu banyak yang belum kita tahu!

Terus, buku DESIGN AND LAYOUT: UNDERSTANDING AND USING GRAPHICS. Prinsip2 dasar sih. Tapi bukunya benar-benar keren (lux sih). Thx to Mr. Vinsen yang menularkan motivasi bagus buat serius untuk menekuni sesuatu. Selamat juga atas terbit buku Corel Bryce-nya! (dah dipromosiin nih! :)) Ganbatte!

DAPUR KREATIF PARA JUARA. Bukunya lucu dan desainnya atraktif. Mudah-mudahan saya bisa tertular jadi bisa benar-benar nerbitin buku sendiri. Yay!

BERBAGI BENING CINTA. Serial catatan ukhti yang ke-3. Pertama kali saya tertarik dengan buku catatan ukhti yang seperti postingan blog ini, adalah buku keduanya yang berjudul (kalau engga salah) Aku Cantik Sekali Pagi Ini. Saya hanya sempat melihatnya sekali di WaliSongo karena tidak bawa budget, dan sekarang i cannot find it again anywhere.

MENCARI MUTIARA DI DASAR HATI. Kumpulan renungannya majalah Tarbawi. Touching telling. So nyce...

Trus, buku MEMOAR SEORANG SKIZOFRENIK, belum maju2 bacanya baru nyampe bab 2! Hie.. Engga sempat. Buku yang dominan monolog seperti ini menarik skali buat saya, kita belajar mengerti sisi orang lain. Apa yang ada dalam pikiran seseorang. Human interestnya kuat. Thx to Iun. kadang orang kreatif itu cendrung weird ya? :D Well, seperti yang dibahas di forum komvis, yang penting bermanfaat. Sebaik2 kita yang paling banyak manfaatnya, begitu?

MOMO. Kisah tentang gadis kecil dan ancaman para pencuri waktu. Kisah sureal yang sangat keren. I LYKE IT. Dari situ juga saya tahu bahwa hidup modern yang serba instan dan membuat banyak orang begitu (harus) terburu-buru adalah sebuah kesalahan besar. Karena kita tidak tahu arti ramah tamah dan menikmati santai. Kasih sayang dan kebersamaan yang memudar. Kita telah membuat waktu kita semakin pendek (tidak percaya? Lihat saja berapa kali kita mengeluh bahwa rasanya hari Senin yang lalu baru kemarin tau-tau ini sudah hari Senin lagi!) dan memang kunci hidup ini cuma: SEIMBANG gitu loh...

DETECTIV DIARY. Sebuah buku perdana dari penulisnya anak FHUI. Lumayanlah. Ini membuat saya berpikir untuk menulis buku yang ada hubungannya dengan jurusan yang saya. Hmm...

OHAYO SPANK! Komik sih... :) Intronya mengharukan, ketika seorang anak kehilangan binatang peliharaannya yang biasanya selalu ada di dekatnya, kematian yang tiba-tiba. Tapi lama-lama ceritanya jadi lucu ternyata. Bolehlah sekedar refreshing dan barangkali bisa jadi bahan inspirasi.

Nah, saya lagi 'merehatkan' diri sejenak dengan membaca semua yang bisa dibaca. Pencerahan dan penyegaran. Tapi sekarang sepertinya agak mengantuk, jadi tidur dululah...


Image airinyhS42day:
Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati. Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi.

Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi. Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.''

Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit.'' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia.

Ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau kita sadari ini, maka tidak akan ada manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat nikmati selama-lamanya. Apalagi sudah merusak jiwa sendiri dengan berlaku tidak layak. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.


Image hosted by Photobucket.com

Posted by me Wednesday, April 20, 2005

0 Comments:

Okay,Alhamdulillah42day...
	  Lurfe U Allah! =)

 

 

© 2Oo4-2oO7 airinyh inc.